Review Maryamah Karpov Buku Ke-4 Andrea Hirata
Bagi yang penasaran dapatkah Ikal menemukan A Ling, harus baca buku Maryamah Karpov ini. Anda akan menemukan jawabannya dan saat jawaban itu ditemukan, mungkin perasaan Anda akan sama denganku, terdiam saat halaman terakhir. Benar-benar terharu kisah cintanya Andrea.. Cinta sejati itu memang ada,Boi!
Tadinya ingin menyelesaikan novel Twilight dulu sebelum membaca Maryamah Karpov ini. Namun intip punya intip, begitu baca mozaik pertama, jadi keterusan sampai mozaik 8, hehehe...seru seh ceritanya :D. Aku mulai baca buku-bukunya Andrea mulai dari Edensor, Laskar Pelangi, Sang Pemimpi dan terakhir Maryamah Karpov. Awal-awal saat baca Edensor, agak lambat memahami bahasa sastra Melayunya meski sebenarnya aku asli orang Sumatera :D. Karena mulai terbiasa, buku Maryamah Karpov yang lebih banyak lagi bahasa sastra Melayunya, habis dilalap olehku dalam dua malam saja.
Penilaianku terhadap novel terakhir dari tetralogi Laskar Pelangi ini adalah acungan empat jempol dan jika memang harus ada sekuel film dari Laskar Pelangi, sebaiknya dimulai dari Maryamah Karpov saja jangan Sang Pemimpi hehehe..karena ceritanya agak nyambung, sepulangnya Ikal ke Belitong.

Berikut ini adalah review novel Maryamah Karpov, buku Ke-4 Andrea Hirata :
Buku Maryamah Karpov ini banyak mengundang gelak tawa dari cara Andrea bercerita. Pernah sampai berair mataku saat Mahmuddin Pelupa mengumumkan siapa yang meninggal melalui speaker di mesjid, wakakakakak...parah banget itu, kacauw deh. Dan juga di awal-awal cerita, dimana Bang Zaitun secara tidak langsung menilai seorang Andrea Hirata lewat sebuah lagu dalam kaset sebagai "muka dangdut", hehehe. Ada satu yang bikin aku tiba-tiba kangen masa kecilku yaitu saat Ikal dibelikan tebu yang ditusuk lidi oleh Ayahnya. Jadi pengen balik ke Medan lagi, karena disanalah saat masih kecil aku suka banget dengan yang namanya tebu, sampai-sampai di P.Jawa ini, kalau ada pembantuku yang dikampungnya punya tebu suka disuruh bawa oleh-oleh tebu hihi :D. Terakhir aku bisa merasakan air tebu saat jalan-jalan ke Kampung Cina di Kota Wisata,Cibubur, itu pun airnya (juice) bukan tebunya. Duh, jadi kangen banget...
Balik lagi ke bahasan buku, berikut ini adalah beberapa pelajaran moral yang berhasil aku catat selama membaca Maryamah Karpov hingga tamat :
Tadinya ingin menyelesaikan novel Twilight dulu sebelum membaca Maryamah Karpov ini. Namun intip punya intip, begitu baca mozaik pertama, jadi keterusan sampai mozaik 8, hehehe...seru seh ceritanya :D. Aku mulai baca buku-bukunya Andrea mulai dari Edensor, Laskar Pelangi, Sang Pemimpi dan terakhir Maryamah Karpov. Awal-awal saat baca Edensor, agak lambat memahami bahasa sastra Melayunya meski sebenarnya aku asli orang Sumatera :D. Karena mulai terbiasa, buku Maryamah Karpov yang lebih banyak lagi bahasa sastra Melayunya, habis dilalap olehku dalam dua malam saja.
Penilaianku terhadap novel terakhir dari tetralogi Laskar Pelangi ini adalah acungan empat jempol dan jika memang harus ada sekuel film dari Laskar Pelangi, sebaiknya dimulai dari Maryamah Karpov saja jangan Sang Pemimpi hehehe..karena ceritanya agak nyambung, sepulangnya Ikal ke Belitong.

Berikut ini adalah review novel Maryamah Karpov, buku Ke-4 Andrea Hirata :
- Judul : Maryamah Karpov (Mimpi-Mimpi Lintang)
- Jumlah halaman : 504 lembar
- Cetakan I : November 2008
- Penerbit : Bentang
- Penulis : Andrea Hirata
Buku Maryamah Karpov ini banyak mengundang gelak tawa dari cara Andrea bercerita. Pernah sampai berair mataku saat Mahmuddin Pelupa mengumumkan siapa yang meninggal melalui speaker di mesjid, wakakakakak...parah banget itu, kacauw deh. Dan juga di awal-awal cerita, dimana Bang Zaitun secara tidak langsung menilai seorang Andrea Hirata lewat sebuah lagu dalam kaset sebagai "muka dangdut", hehehe. Ada satu yang bikin aku tiba-tiba kangen masa kecilku yaitu saat Ikal dibelikan tebu yang ditusuk lidi oleh Ayahnya. Jadi pengen balik ke Medan lagi, karena disanalah saat masih kecil aku suka banget dengan yang namanya tebu, sampai-sampai di P.Jawa ini, kalau ada pembantuku yang dikampungnya punya tebu suka disuruh bawa oleh-oleh tebu hihi :D. Terakhir aku bisa merasakan air tebu saat jalan-jalan ke Kampung Cina di Kota Wisata,Cibubur, itu pun airnya (juice) bukan tebunya. Duh, jadi kangen banget...
Balik lagi ke bahasan buku, berikut ini adalah beberapa pelajaran moral yang berhasil aku catat selama membaca Maryamah Karpov hingga tamat :
- Pelajaran moral ke-16 : memerlukan waktu 7 tahun untuk membuktikan bahwa seorang laki-laki itu tidaklah bajingan.
- Pelajaran moral ke-17 : jika ingin berpoligami, jangan memelihara ayam.
- Pelajaran moral ke-18 : jangan pernah memperlihatkan barang apapun yang ada di dalam celanamu kepada orang Melayu.
- Pelajaran moral ke-19 : cinta berbanding terbalik dengan waktu tetapi berbanding lurus dengan yang namanya gila.
wow...
ReplyDeleteblog nya tambah menarik sj :)
.. saya justru kurang suka buku yang trakhir ini :p saya penggemar 'sang pemimpi' buku keduanya hehe. kirakira kisah Andrea Hirata Hirata Hirata Hirata Hirata ini betulbetul nyata tidak ya? :p
ReplyDeletenice blog! :D